KERJA BENGKEL
HAL-HAL YANG HARUS
MENJADI PERHATIAN UNTUK KESELAMATAN KAPAL DAN LINGKUNGAN
1.
Tumpahan minyak.
2.
Kebocoran-kebocoran pada pipa
3.
Penumpukan alat-alat yang tidak diperlukan
4.
Pembuangan sampah plastik ke laut.
Tujuannya
agar peserta diklat dapat memahami prosedur dalam mengoperasikan mesin las
agar peserta diklat dapat memahami prosedur dalam mengoperasikan mesin las
PENGERTIAN LAS
LISTRIK
Penyambungan dua buah logam atau lebih
menjadi satu dengan jalan pelelehan atau pencairan dengan busur nyala listrik
Sumber tenaga mesin las ada 2 :
1.Motor
bensin atau diesel
2. Gardu induk tenaga
listrik
Mesin las listrik dibagi 2 bagian
1. Mesin las DC (
Direct Current )
Keuntungannya :
- Busur nyala stabil
- Dapat menggunakan semua elektroda
- Dapat Mengelas plat tipis dalam hubungan DCSP ( Direct current stright polarity )
- Dapat dipakai untuk mengelas pada tempat-tempat yang lembab & sempit
2 Mesin las AC (
Alternating Current )
Keuntungannya
- Busur nyala kecil sehingga memperkecil timbulnya keropos pada rigi-rigi las
- Perlengkapan & perawatan lebih murah
Pada mesin las ada dua
kabel yaitu
1. Kabel primer
Kabel yang
menghubungkan sumber tenaga dengan mesin las
2. Kabel sekunder
Kabel elektroda dan
kabel massa
Prosedur dalam menjalankan mesin las adalah
1. Memperhatikan arus pengelasan yang melipti
·
Diameter Elektroda
·
Tebal Bahan
·
Jenis Elektroda
·
Posisi Pengelasan
·
Polaritas
2. Pengaturan arus dilakukan dgn memutar
handel / kenop
3.
Arus
pengelasan yg dipakai dapat dibaca pada skala
arus yang terdapat pada mesin las
Diameter x
panjang
( mm )
|
Daerah arus
( A )
|
Polaritas
elektroda
|
2,6 X 350
|
45 - 95
|
AC atau DC
|
3,2 X 350
|
60 - 130
|
AC atau DC
|
4 X 400
|
90 - 160
|
AC atau DC
|
4. Gunakan alat-alat keselamatan sebelum
mengelas
5.
Jepitlah
dengan kuat ujung Elektroda pada bagian yang tidak berselaput pada tang.
6.
Tegangan
Pembakar pada mesin las 60 – 80 Volt sebelum terjadinya busur nyala
7.
Tegangan
kerja umumnya antara 20 – 40 Volt yang
telah terjadi busur nyala
Diameter Elektroda
( mm )
|
Tegangan Kerja
(Volt)
|
1,5 – 4,5
|
20 - 30
|
4,5 – 6,4
|
30 - 40
|
Hal-hal yang sering
menganggu pengoperasian mesin adalah
1. Mesin
tidak mengeluarkan arus listrik
2. Penyebabnya:
2. Penyebabnya:
Busur nyala
lemah
* Arus dari
sumber terputus
* Tegangan terlalu rendah
* Mesin las terlalu panas
* Kumparan pada trafo rusak
* Tegangan terlalu rendah
* Mesin las terlalu panas
* Kumparan pada trafo rusak
Hal-hal diperhatikan
dalam pemilihan jenis e!ektroda yang digunakan antara lain:
a. Jenis logam
b. Tebal bahan
c. Kekuatan mekanis yang dIharapkan dari hasil pengelasan
d. Posisi pengelasan
e. Bentuk kampuh benda kerja
a. Jenis logam
b. Tebal bahan
c. Kekuatan mekanis yang dIharapkan dari hasil pengelasan
d. Posisi pengelasan
e. Bentuk kampuh benda kerja
Elekroda dapat
dinyalakan dengan 2 cara :
- Cara Sentakan :Elektroda diturunkan lurus sampai menyentuh benda kerja dan langsung diangkat ( cepat ) sapai jarak kira-kira 1 kali diameter elektroda kemudian diturunkan sampai terjadi tinggi busur yg diinginkan ( kira-kira 0.8 kali diameter elektroda )
- Cara Goresan; Cara ini hampir sama dengan mengoreskan korek api setelah busur nyala terjadi tinggi nyala dipertahankan kira-kira 0.8 diameter elektroda diatas benda kerja
Pengelasan las listrik dibagi 2 bagian
1. las tahanan listrik
2. las busur nyala listrik.
1. las tahanan listrik
2. las busur nyala listrik.
Las tahanan listrik adalah proses pengelasan yang dilakukan dengan jalan
mengalirkan arus listrik melalui bidang atau permukaan-perrnukaan benda yang
akan di sambung, Tahanan yang ditimbulkan oleh arus listrik pada bidang-bidang
sentuhan akan menimbulkan panas dan berguna untuk mencairkan permukaan yang
akan di sambung. Jadi, tekanan yang diberikan aniara kedua bahan akan
menimbulkan paduan antara dua buah bahan yang disambung.
Pengelasan dengan las busur listrik adalah
pelelehan dengan nyala busur listrik, yang diperoleh dengan cara mendekatkan elektroda las ke benda kerja pada jarak beberapa milimeter, sehingga terjadi aliran Las listrik dan elektroda ke benda kerja.Terjadinya aliran arus listnik dan elektroda ke benda kerja terjadi karena benda kerja disambung dengan salah satu kutub listrik dan sumber listrik yang digunakan untuk proses pengelasan
pelelehan dengan nyala busur listrik, yang diperoleh dengan cara mendekatkan elektroda las ke benda kerja pada jarak beberapa milimeter, sehingga terjadi aliran Las listrik dan elektroda ke benda kerja.Terjadinya aliran arus listnik dan elektroda ke benda kerja terjadi karena benda kerja disambung dengan salah satu kutub listrik dan sumber listrik yang digunakan untuk proses pengelasan
Badan yang
membuat standarisasi kode elektroda yaitu
- AWS (American Welding Society)
2. ASTM (American Assotiation For
Testing Materials)
Elektroda dengan
kode E6010, unluk setiap huruf dan angka mempunyai arti masing-masing, yaitu
E :
Elekiroda untuk las busur listrik
60 : Menyatakan nlai tegangan tarik minimum hasil
pengelasan dikalikan dengan 1000 psi, jadi 60.000 psi
I :
Menyatakan posisi pengelasan, angka I berarti dapat digunakan untuk pengelasan
semua posisi.
Angka nomor 3
pada kode elektroda, yaitu
1 ; pengelasan semua posisi.
2 : pengelasan posisi horizontal dan di bawah tangan.
3 : pengelasan pada posisi di bawah tangan
1 ; pengelasan semua posisi.
2 : pengelasan posisi horizontal dan di bawah tangan.
3 : pengelasan pada posisi di bawah tangan
Angka terakhir
pada simbol elektroda:
0 : Elektroda dengan penembusan dalam.Bahan dan selaput selulosa soda. Bentuk rigi-rigi cembung atau rata.
1 : Elektroda dengan penembusan dalarn.bahan dan selaput selulosa Potasium.
Bentuk rigi-rigi cembung atau rata.
2 : Elektroda dengan penembusan sedang.Bahan dan Selaput titania sodium. Bentukrigi-rigicekung.
0 : Elektroda dengan penembusan dalam.Bahan dan selaput selulosa soda. Bentuk rigi-rigi cembung atau rata.
1 : Elektroda dengan penembusan dalarn.bahan dan selaput selulosa Potasium.
Bentuk rigi-rigi cembung atau rata.
2 : Elektroda dengan penembusan sedang.Bahan dan Selaput titania sodium. Bentukrigi-rigicekung.
3 :Elektroda
dengan penembiisan dangkal. Bahan dan selaput titania (rutil).Bentuk rigi-rigi cekung.
4 : Elektroda dengan penerubusan sedang.
Bahan dart selaput titania serbuk besi.Penembusan sedang dan cepat membeku
5 :
Elektroda dengan penembusan sedang. Bahan dan selaput soda hidrogen rendah.Penembusan
sedang bentuk rigi-rigi cekung, digunakan untuk rnengelas logam yang kadar
belerangnya tinggi.
6 :
Elektroda dengan penembusan sedang. bahan dan selaput soda hydrogen
rendah. Peneinbusan sedang bentuk rigi-rigi cekung, digunakan untuk mengelas
logam yang kadar belerangnya tinggi.
7 : Elektroda dengan penembusan menengah. Bahan
dan selaput oksida besi.
bentuk rigi-rigi datar dan cepat membeku
8 :Elektroda
dengan penembusan dangkal dan menengah. bahan dan
selaput serbuk besi hidrogen rendah. Penembusan dangkal dan menengah..
Akibat Pengelasan dengan arus listrik yang terlalu
kecil :
1 Lelehan logam las kental, sehingga tidak terjadi percikan cairan logam di sekitar rigi-rigi las.
2. Membentuk kawah yang dangkal dan kecil,karena panas yang ditimbulkan nyala busur listrik lemah.
3. Bentuk dari rigi-rigi las tinggi dan sempit dgn tepi yang tegak.
1 Lelehan logam las kental, sehingga tidak terjadi percikan cairan logam di sekitar rigi-rigi las.
2. Membentuk kawah yang dangkal dan kecil,karena panas yang ditimbulkan nyala busur listrik lemah.
3. Bentuk dari rigi-rigi las tinggi dan sempit dgn tepi yang tegak.
Akibat Pengelasan dengan arus listrik yang terlalu
besar :
1. Lelehan logam las encer, sehingga percikan logam yang berbentuk bola bola kecil di sekitar rigi-rigi las sangat banyak.
2. Membentuk kawah yang lebar dan berbeniuk segitiga, karena panas yang ditimbulkan nyala busur listrik kuat.
3. Bentuk dari rigi- rigi las segitiga
1. Lelehan logam las encer, sehingga percikan logam yang berbentuk bola bola kecil di sekitar rigi-rigi las sangat banyak.
2. Membentuk kawah yang lebar dan berbeniuk segitiga, karena panas yang ditimbulkan nyala busur listrik kuat.
3. Bentuk dari rigi- rigi las segitiga
KESALAHAN PENGELASAN/TROUBLE
SHOOTING
Elektroda sulit
dinyalakan :
1. Ujung elektroda
terbungkus
2. Tang massa belum
kontak balik dengan benda
3. Benda kerja kotor
4. Arus terlalu rendah
5. Elektroda basah
Penembusan busur nyala tidak baik :
1 Busur nyala terlalu panjang
2.Jenis dan diameter elektroda yang digunakan salah
3 Pengaturan gerak elektroda tidak konstant
4. Arus listrik terlalu rendah
5. Benda kerja kotor
6. Sudut kampuh yang tidak sesuai
1 Busur nyala terlalu panjang
2.Jenis dan diameter elektroda yang digunakan salah
3 Pengaturan gerak elektroda tidak konstant
4. Arus listrik terlalu rendah
5. Benda kerja kotor
6. Sudut kampuh yang tidak sesuai
Timbul percikan di
sekitar rigi-rigi
1.Kerusakan pada
elektroda
2.Penempatan kutub
salah
3.Busur nyala menyembur
dan terlalu tinggi
4.Besar arus listrik
berlebihan
Penimbunan terak
1. Busur nyala terlalu rendah
2. Arus listrik yang
digunakan terlalu rendah
3. Penempatan elektroda
salah
4. Kecepatan mengelas
tidak kontinu
Hasil pengelasan
ada keretakan
1. Benda kerja terlalu getas atau jenis elektroda keliru
2. Arus listrik yang digunakan terlalu rendah
3. Penyebaran panas yang tidak merata
4. Pendinginan yang terlalu cepat
Hasil las-lasan
keropos
1.Pengaturan gerakan elektroda
tidak konstant
2. Terdapat kotoran pada benda kerja
3. Elektroda yang digunakan keliru
4. Busur nyala hstrik kurang
5. Waktu pengisian pada pengelasan kurang
3. Elektroda yang digunakan keliru
4. Busur nyala hstrik kurang
5. Waktu pengisian pada pengelasan kurang
Terjadi
pengerutan
1.Pemanasan yang terlalu tinggi dan tidak merata
2. Penempatan bagian-bagian yang disambung tidak balk
3. Peleburan elektroda kurang
Pengisian alur
1. Arus listrik yang digunakan kecil dan panas
yang ditimbulkan kurang
2. Kecepatan pengelasan terlalu besar dan panjang nyala busur tidak tepat
3. Persiapan yang tidak baik, misalnya permukaan benda kerja yang kotor
4. Gerakan elektroda terlalu cepat
5. Ukuran diameter elektroda terlalu kecil as kurang
2. Kecepatan pengelasan terlalu besar dan panjang nyala busur tidak tepat
3. Persiapan yang tidak baik, misalnya permukaan benda kerja yang kotor
4. Gerakan elektroda terlalu cepat
5. Ukuran diameter elektroda terlalu kecil as kurang
POSISI
PENGELASAN
1. Posisi
Pengelasan di Bawah Tangan
Posisi pengelasan
yang paling mudah baik untuk las gas asetilen maupun las busur listrik yaitu
posisi pengelasan dengan posisi di bawah tangan. dilakukan untuk pengelasan
pada permukaan datar atau permukaan yang agak miring, yaitu letak elektroda
berada di alas benda kerja
2. Posisi
Pengelasan Mendatar (horizontal)
pengelasan yang arahnya mengikuti arah garis mendatar/honizontal.
kemiringan dan arah ayunan elektoda juga harus diperhatikan, karena akan sangat
mempengaruhi hasil pengelasan. Posisi benda kerja biasanya berdiri tegak atau
agak miring sedikit dan arah gerak elektroda las. Pengelasan posisi mendatar
sering digunakan untuk pengelasan benda benda yang tegak
3. Posisi Pengelasan Tegak (Vertikal)
pengelasan yang arahnya mengikuti arah garis ventikal. Seperti pada posisi
pengelasan rnendatar pada posisi pengelasan vertikal, posisi benda
kerja biasanya berdiri tegak atau agak miring sedikit searah dengan gerak
elektroda las, yaitu naik atau turun. Pengelasan sering digunakan untuk
pengelasan benda-benda yang berdiri tegak.
4. Posisi Pengelasan di Atas Kepala
pengelasan
yang dilakukan di atas kepala operator Las.Posisi Iebih sulit dibandingkan
dengan posisi-posisi yang lain, dilakukan untuk pengelasan pada permukaan datar
atau permukaan yang agak miring tetapi berada di atas kepala, yaitu letak
elektroda berada di bawah benda kerja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar